Dari Pelatihan Pengelolaan Homestay, Dosen Polnes Kembangkan SDM Pokdarwis di Kelurahan Guntung
Tugas utama dosen adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal itu yang diwujudkan dalam bentuk mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tugas rutin dosen yang dilaksanakan setiap tahun. Ini sebagai bagian dari implementasi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat.
GUNTUNG merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Bontang Utara –Kota Bontang. Pemilihan Guntung sebagai lokasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat karena alasan keragaman potensi daya tarik wisata yang dimiliki. Keragaman daya tarik tersebut terdiri dari jenis daya tarik wisata alam, budaya, dan daya tarik wisata buatan yang sebagian bersumber dari produk kreativitas masyarakat Guntung.
Untuk memaksimalkan pengelolaan keragaman daya tarik wisata di Guntung untuk menarik kunjungan wisatawan –domestik maupun mancanegara– perlu peran dari semua pihak yang berkepentingan —Heksa Helix. Yaitu pemerintah, komunitas, pebisnis, media, akademisi, dan perbankan.
Akademisi tentu memiliki fungsi dan peran. Terutama dalam membantu memberikan arahan dan pendampingan untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan secara menyeluruh —holistic. Bukan saja pengelolaan daya tarik wisatanya, tetapi juga pengelolaan fasilitas dan pelayanan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta strategi pemasaran produk wisata di Guntung.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini sendiri dilakukan oleh Politeknik Negeri Samarinda, Program Studi Sarjana Terapan Usaha Perjalanan Wisata, yang diketuai oleh Said Keliwar, SST.Par., M.Sc, dengan anggota Anton Nurcahyo, SE., M.M, dan Rini Koen Iswandari, SE, .M.M.
Menurut Said Keliwar, SST.Par., M.Sc, topik pengabdian yang diambil telah disesuaikan dengan permasalahan di Guntung. Diantaranya adalah kurangnya pemahaman tentang standar produk, pelayanan, dan pengelolaan homestay, serta kurangnya strategi untuk memasarkan produk wisata dan ekonomi kreatif di Guntung.
“Berdasarkan permasalahan tersebut, kami lalu merancang dan melaksanakan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM. Topiknya adalah ‘Pengembangan Kapasitas SDM Pokdarwis Melalui Pelatihan Standar Pengelolaan Homestay dan Pemasaran Produk Wisata Berbasis Masyarakat di Kelurahan Guntung’,” katanya.
Said Keliwar, SST.Par., M.Sc menjelaskan, tujuan dari pelaksanaan program pengabdian ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang standar pengelolaan produk, pelayanan, dan pengelolaan homestay dan pemasaran produk wisata bagi masyarakat. Terutama Kelompok Sadar Wisata –Pokdarwis–, Karang Taruna, komunitas budaya, dan masyarakat lainnya di Guntung.
“Metode pendekatan yang digunakan dalam pengabdian ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan. Seperti idenfikikasi permasalahan, penentuan topik pengabdian, persiapan pelaksanaan pengabdian, pelaksanaan pengabdian, dan pelaporan,” ujarnya.
Sebagai informasi, kegiatan pengabdian berupa pelatihan standar pengelolaan homestay dan pemasaran produk wisata berbasis masyarakat ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Guntung pada 17 September 2022. Peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut sebanyak 25 orang. Terdiri dari masyarakat Pokdarwis Benua Etam Guntung, Kelompok Karang Taruna, kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah, dan komunitas budaya. Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut pada pukul 08.30 sampai dengan pukul 15.30 Wita.
“Hasil dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut diantaranya adalah masyarakat Guntung sudah mulai memahami standar pengelolaan homestay. Sebagian masyarakat juga telah tertarik untuk menyediakan kamar di rumah mereka untuk menjadi homestay, serta memahami dan tertarik untuk mengimplementasikan cara memasarkan produk wisata di Guntung,” papar Said Keliwar, SST.Par., M.Sc.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Benua Etam Sofia Laksmi didampingi oleh Wakil Ketua Pokdarwis Veratika menyatakan, ”Kami menyampaikan terima kasih banyak kepada Polnes terutama tim yang telah memilih Guntung sebagai tempat pelaksanaan pelatihan ini sehingga kami dapat memahami standar pengelolaan homestay dan pemasaran produk wisata”.
Selanjutnya, menurut perwakilan masyarakat dari kelompok Karang Taruna yang juga mewakili Kelurahan Guntung, Gusli Rasyid, mengungkapkan, ”Pelatihan seperti ini sangat penting dan bermanfaat bagi kami apalagi sebagai desa wisata masih perlu banyak lagi pelatihan untuk mempersiapkan berbagai hal yang terkait”.
Terakhir, Faisar, perwakilan dan Komunitas Budaya Guntung mengungkapkan, “Pelatihan seperti ini sangat penting karena Guntung telah ditetapkan menjadi desa wisata sehingga perlu pelatihan yang berkesinambungan”. (*)