Peran Baznas Mendukung Program Inklusivitas Pemahaman Al-Quran di MTQN
KLIKSAMARINDA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mengusung inisiatif baru untuk memperluas akses Al Quran bagi disabilitas tunanetra dan teman tuli dalam rangka Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-30 yang berlangsung di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Sabtu 14 September 2024.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Baznas untuk mendukung program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Melalui dana zakat, Baznas berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang dapat meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan ketaqwaan masyarakat, termasuk akses Al Quran bagi para disabilitas,” ujar Deputi II Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, HM Imdadun Rahmat, pada Minggu, 15 September 2024 di Samarinda.
Imdadun menjelaskan bahwa inisiatif zakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya inklusivitas dalam memahami dan mengamalkan Al-Quran.
“Akses terhadap Al-Quran adalah hak bagi setiap individu, tanpa terkecuali. Melalui program ini, kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi dalam mewujudkan aksesibilitas Al-Quran bagi disabilitas,” tuturnya.
Selama ini, Baznas telah mengembangkan berbagai program untuk menyediakan fasilitas Al Quran dalam format isyarat dan braille bagi penyandang disabilitas.
Program ini memanfaatkan dana zakat, infak, dan sedekah sebagai wujud kepedulian terhadap teman-teman tuli dan tunanetra agar mereka tetap bisa menjalankan ibadah dengan membaca Al-Quran.
“Ini merupakan bentuk kepedulian Baznas agar teman-teman disabilitas dapat lebih mudah dalam menjalankan ibadah membaca Al-Quran,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan peran zakat dalam meningkatkan aksesibilitas Al-Quran.
“Melalui program zakat, Baznas berupaya mencetak Al-Quran dalam huruf Braille dan menyediakan alat bantu dengar untuk teman tuli, sehingga mereka dapat lebih memahami dan mendalami ajaran Al-Quran,” jelasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Baznas bekerja sama dengan para ahli untuk menghasilkan Al-Quran dalam bentuk Braille dan bahasa isyarat. Dengan cara ini, penyandang tunanetra dan tunarungu dapat membaca dan memahami Al-Quran secara mandiri.
“Selain itu, Baznas juga mengadakan pelatihan bagi para guru Al-Quran untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar siswa dengan berbagai jenis disabilitas,” jelasnya.
Ia berharap MTQ ke depan bisa menyertakan kategori khusus untuk penyandang disabilitas, termasuk kategori Braille untuk tunanetra, Braille untuk tunarungu wicara, serta kategori lain yang sesuai dengan jenis disabilitas seperti autisme atau disabilitas intelektual.
“Kami berharap MTQ mendatang akan menyediakan kategori yang relevan untuk berbagai jenis disabilitas agar inklusivitas semakin meningkat,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa Baznas selama ini telah mengembangkan program akses fasilitas Al-Quran isyarat dan Braille untuk penyandang disabilitas melalui pemanfaatan dana zakat infak dan sedekah.
“Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian BAZNAS kepada teman-teman tuli dan tuna netra untuk tetap bisa menjalankan ibadah membaca Al-Quran,” pungkasnya. (Pia)