Ada segudang masalah di ibukota Kalimantan Timur, Samarinda. Lima tahun mendatang –jika pelbagai problem itu tidak tuntas– kendala yang dihadapi pemimpin di daerah ini akan semakin kompleks.
SEBAGAI kota penyangga, Samarinda harus bersiap menghadapi ibukota negara atawa IKN. Demikian kata Profesor Sarosa Hamongpranoto di Hotel Grand Sawit, Jalan Basuki Rahmat, Jumat 13 Desember 2019, malam lalu.
Memang, kepastian IKN masih jauh di depan. Tapi, prepare untuk itu harus dilakukan mulai dari sekarang. Pemilihan Walikota Samarinda 2020, menurut Sarosa, menjadi awal pijakan yang tepat bagi masyarakat menentukan siapa pemimpin yang mampu mengelola Samarinda sebagai kota penyangga IKN di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Selama ini, terang Sarosa, Samarinda masih berkutat pada problem infrastruktur dan sumber daya manusia atawa SDM.
“Disiplin masyarakat kita harus dibenahi, karena nanti akan menjadi cerminan IKN,” sebutnya.
“Kesadaran adalah titik intinya. Rasa memiliki kota ini siapa lagi kalau bukan kita. Masyarakat kita harus bangga dengan kotanya sendiri. Apalagi ketika IKN nanti, itu menjadi nilai tambah bagi masyarakat kita,” imbuh Sarosa. (*)