KLIKSAMARINDA – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur melepasliarkan 311 ekor burung ke alam. Pelepasliaran burung ini berlangsung Sabtu, 1 Mei 2021 lalu.
Dalam pelepasliaran burung ini, terdapat beberapa jenis burung. Antara lain, Kledekan (Cyonis superbus), Murai Batu (Copsycus malabaricus), Kacer (Copsycus saularis), Cucak Hijau (Chloropsis sonnerati), Kolibri Ninja (Leptocoma sperata) dan Kapas Tembak (Pycnonotus plumosus).
Menurut Plt. Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Nur Patria Kurniawan, berbagai jenis tersebut merupakan hasil pengembalian dari Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya. Sebelumnya, BBKP Surabaya melakukan kegiatan pengamanan terhadap pengiriman kargo/barang yang mencurigakan dari Balikpapan, melalui kapal yang bersandar di Pelabuhan Surabaya.
Nur Patria Kurniawan memberikan apresiasi atas kerja sama pihak-pihak terkait, khususnya Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, dalam upaya memantau dan mencegah kegiatan perdagangan satwa ilegal.
Nur Patria Kurniawan mengharapkan tindakan-tindakan tegas yang dilakukan, membuat masyarakat semakin sadar untuk tidak melakukan perdagangan ilegal jenis-jenis satwa liar dari dan ke Kalimantan Timur. Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam pencegahan perdagangan satwa liar.
“Masyarakat dapat melapor kepada kami melalui nomor call center 082113338181,” ujar Nur Patria Kurniawan, melalui keterangan tertulis, Rabu 5 Mei 2021.
Proses pelepasliaran juga didampingi oleh dokter hewan dari Pusat Suaka Orangutan (PSO) – ARSARI yang lokasinya berdekatan. Pendampingan untuk memastikan kondisi burung-burung tersebut sebelum dilepasliarkan.
Jenis-jenis burung liar merupakan satwa yang rentan dengan kondisi stress, sehingga sesegera mungkin dilakukan tindakan penyelamatan dan perawatan.
“Dengan berbagai pertimbangan, termasuk kondisi kesehatannya, akhirnya burung-burung yang masih tampak liar tersebut kami putuskan untuk segera dilepasliarkan ke hutan agar memiliki kemungkinan bertahan hidup yang lebih baik,” ujar Nur Patria Kurniawan.
Pemantauan lebih lanjut beberapa saat setelah pelepasliaran menunjukkan bahwa sebagian besar burung-burung tersebut dapat segera terbang menghilang dalam kerimbunan hutan belantara. Nur Patria Kurniawan berharap burung-burung tersebut dapat segera beradaptasi dan memulihkan diri dengan berada langsung di hutan. (*)