Kemenparekraf Terus Dorong Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif di Daerah
KLIKSAMARINDA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam mendorong pengembangan ekosistem ekonomi kreatif (ekraf) di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu inisiatif terbaru adalah melalui workshop KaTa Kreatif yang dilaksanakan di Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali, pada Sabtu 31 Agustus 2024 lalu.
Pengembangan Desa Wisata Penglipuran: Model Sukses Ekonomi Kreatif
Desa Wisata Penglipuran, yang telah diakui sebagai salah satu desa terbersih di dunia dan destinasi unggulan di Kabupaten Bangli, menjadi salah satu contoh sukses dari pengembangan ekosistem ekraf. Sandiaga Uno menyoroti peningkatan yang signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan ke desa ini. Dari yang sebelumnya hanya berkisar antara 700 hingga 800 wisatawan per hari, kini Desa Penglipuran mampu menarik hingga 3.000 wisatawan per hari. Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya kolaboratif ekosistem parekraf di daerah tersebut.
“Ini merupakan wujud nyata kolaborasi dari seluruh ekosistem parekraf kita. Dan karena kunjungan wisatawan sudah meningkat, produk UMKM ekrafnya juga harus kita perkuat dan hari ini ekosistemnya kita sentuh dengan workshop,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Peran Workshop KaTa Kreatif dalam Mendorong Inovasi dan Kewirausahaan Lokal
Workshop KaTa Kreatif menjadi salah satu strategi Kemenparekraf dalam memperkuat daya saing produk ekraf lokal. Di Desa Wisata Penglipuran, workshop ini menghadirkan pelaku ekonomi kreatif dari berbagai latar belakang untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, sekaligus mendorong inovasi baru yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Salah satu peserta workshop yang mendapat sorotan adalah Christian, seorang pelaku ekraf dengan keterbatasan fisik yang berhasil mengubah limbah stik es krim menjadi produk kreatif seperti tempat pensil dan tatakan gelas. Kisah Christian menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kreativitas, sejalan dengan semangat inklusivitas yang diusung oleh Menparekraf Sandiaga.
PMK3I: Langkah Konkret Menentukan Subsektor Ekraf Unggulan
Untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Bangli, Menparekraf Sandiaga juga mendorong Pemkab Bangli untuk mengikuti proses Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif (PMK3I). PMK3I adalah inisiatif Kemenparekraf yang bertujuan untuk mengidentifikasi subsektor ekonomi kreatif unggulan di suatu daerah. Dengan mengetahui subsektor yang memiliki potensi besar, diharapkan dapat mendorong pengembangan ekosistem ekraf yang lebih terarah dan berkelanjutan.
“Harapannya bisa lebih membuka peluang usaha di lapangan kerja bagi masyarakat di Bangli,” tambah Sandiaga. Beliau optimistis bahwa proses ini tidak akan terlalu sulit bagi Bangli, mengingat semakin banyaknya pelaku ekraf di daerah tersebut yang sudah menunjukkan performa yang baik.
Ekosistem Ekraf Sebagai Daya Dukung Destinasi Wisata
Penguatan ekosistem ekraf bukan hanya penting untuk meningkatkan kualitas produk lokal, tetapi juga untuk memperkuat daya tarik destinasi wisata di daerah tersebut. Ekosistem ekraf yang kuat dapat memberikan pengalaman berwisata yang lebih kaya dan berkesan bagi wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan.
Di Desa Wisata Penglipuran, keberadaan produk-produk kreatif lokal yang terintegrasi dengan keunikan dan tradisi desa memberikan nilai tambah yang signifikan. Hal ini tidak hanya mendukung pariwisata tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat setempat. (*)