News

Peringatan Hari Waisak di Kaltim, Ini Penjelasan Ketua Buddhist Centre Kalimantan Timur

KLIKSAMARINDA – Hari Waisak, atau Waisaka, adalah hari raya penting dalam agama Buddha yang diperingati dengan penuh hikmat di berbagai negara.

Dikenal dengan berbagai nama seperti Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, serta Visakha Bucha di Thailand, Hari Waisak selalu menjadi momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Nama “Waisak” sendiri berasal dari bahasa Pali “Wesakha”, yang terkait dengan “Waishakha” dalam bahasa Sanskerta.

Peringatan Tri Suci Waisak mengingatkan umat Buddha pada tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama, yaitu kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian pencerahan agung menjadi Buddha, dan Buddha Gautama Parinibbana (wafat).

Pandita Hendri Suwito, Ketua Buddhist Centre Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa perayaan Waisak di Indonesia dilaksanakan sesuai kalender lunar. Tanggal 15 bulan 4 dalam penanggalan tersebut selalu diperingati sebagai hari Tri Suci Waisak. Meskipun demikian, pelaksanaan pada tanggal 16 seperti tahun ini tidak mengurangi hikmat dari perayaan tersebut.

“Pelaksanaan Waisak sendiri mengikuti kalender lunar yang mencakup prosesi kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha. Meskipun ada perbedaan tanggal dalam kalender internasional, peringatan ini tetap dijalankan dengan penuh hikmat,” ujar Hendri saat ditemui di Mahavihara Sejahtera Maitreya Jalan D.I Panjaitan Samarinda, pada Kamis 23 Mei 2024.

Hari Waisak
Ketua Buddhist Centre Kalimantan Timur, Pandita Hendri Suwito.

Tradisi Waisak di Indonesia tidak hanya melibatkan ritual keagamaan, tetapi juga berbagai kegiatan sosial yang mencerminkan nilai-nilai cinta kasih dan kearifan lokal setiap provinsi di Indonesia merayakan Waisak dengan cara yang unik, mengikuti kearifan lokal masing-masing.

Misalnya, umat Buddha di Kaltim menjalankan berbagai aktivitas seperti bimbingan dharma, pelatihan agama, dan penguatan iman melalui diklat-diklat internal.

“Setiap tempat punya kearifan lokal masing-masing, tapi dalam kehidupan sosial, umat Buddha tidak lupa untuk memberikan amal ini mencakup kegiatan sosial seperti mendukung panti sosial, operasi katarak, dan bakti sosial lainnya,” ucapnya.

Meskipun terdapat berbagai aliran dalam agama Buddha seperti Mahayana dan Theravada, perayaan Waisak tetap terfokus pada penghormatan kepada Buddha setiap aliran menjalankan ritual sesuai dengan tradisi masing-masing, namun semuanya bertujuan untuk menghormati ajaran Buddha.

“Umat Buddha di Kaltim jumlahnya tidak banyak, dan mereka berasal dari berbagai aliran seperti Mahayana dan Theravada. Namun, semua ritual dan peribadatan mereka terfokus pada penghormatan kepada Buddha, meskipun caranya berbeda,” jelasnya.

Hari Waisak menjadi momen refleksi bagi umat Buddha untuk mengingat ajaran dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Buddha Gautama. Peringatan ini mengajarkan pentingnya hidup dengan cinta kasih, toleransi, dan kedamaian.

Ia berharap bahwa perayaan ini dapat menjadi inspirasi bagi umat Buddha untuk terus berbuat kebaikan dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita harus selalu mengingat ajaran Buddha tentang cinta kasih dan jalan tengah semoga perayaan Waisak tahun ini membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi kita semua, serta menginspirasi kita untuk terus berbuat baik dalam kehidupan kita sehari-hari,”pungkasnya. (Pia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status