“Rojali” dan “Rohana”, Fenomena Ibukota yang Tak Berlaku di Samarinda Central Plaza

Dua patung singa jantan menyambut di tangga depan Samarinda Central Plaza (SCP), Jalan Pulau Irian, Jumat 8 Agustus 2025. Hilir-mudik pengunjung terlihat, dan beranjak ramai saat pukul 15.03 Wita. Di sana, mereka tak sekadar pelesiran. Sebagian besar tampak membawa buah tangan, hasil belanja di tenant.
SAAT Rojali –Rombongan Jarang Beli– dan Rohana –Rombongan Nanya-Nanya– merebak di ibukota Jakarta, fenomena serupa nampaknya tak bersalin rupa di plaza yang berdiri sejak 24 tahun lalu ini. Sebab, dari pengamatan KLIKSAMARINDA, nyaris setiap pengunjung menenteng belanjaan dalam pelbagai bentuk di tangan.
Di Kikitaru, misalnya. keberadaan “Rojali” dan Rohana” tidak berlaku. Sebab, di restoran bernuansa Jepang yang terletak di lantai 2 SCP tersebut, para pramusaji –dengan uniform red and black– selalu menghampiri siapapun yang datang dari pintu depan. Sikap ini merupakan bagian dari Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan mereka.
Dheris, Captain Store Kikitaru menyatakan, konsumen seperti “Rojali” dan “Rohana” tidak pernah ia jumpai selama 5 tahun bekerja di sana. Meski begitu, perempuan yang berdomisili di Kota Samarinda ini mengaku, konsumen yang memiliki karakter serupa “Rojali” dan Rohana” tersebut, pernah ia jumpai dalam sebuah momen di Kikitaru.
Saat itu, jumlah konsumen yang datang ke sana, cukup membeludak. Kemudian, tiba seorang konsumen. Ia kemudian melakukan pesanan berupa minuman dan camilan. Langkah konsumen itu, kemudian diikuti beberapa konsumen lain. Mereka kemudian duduk dalam satu meja hingga terisi 5 konsumen.
Saat mereka asyik berbincang, pramusaji kemudian menawarkan pesanan. Meja yang diisi 5 konsumen itu, kemudian hanya menjawab nanti. Beberapa kali pramusaji Kikitaru atang dengan maksud yang sama, jawaban mereka pun tetap sama; nanti. Pada akhirnya, meja yang diisi 5 konsumen tadi pergi dan tak melakukan pesanan tambahan.
Bagi Dheris, keberadaan “Rojali” dan “Rohana”, sejatinya bisa dipandang dari dua sisi. Misalnya, ketika ada “Rojali” dan Rohana” di Kikitaru dan hanya melakukan swafoto untuk diunggah di sosial media, secara tidak langsung justru membantu mempromosikan Kikitaru ke khalayak. “Kalau kami pelayanannya oke ke mereka, next time mungkin mereka punya rezeki lebih pasti ke sini lagi mengajak keluarga. Pasti ada imbal balik baiknya,” aku Dheris.
Pendapat serupa juga diamini Destian Angga. Store Manager Oh! Some ini mengungkapkan, fenomena “Rojali” dan Rohana” tidak selalu dimaknai ecara negatif. Dia menganggap, setiap pengunjung punya skala prioritas Ketika berada di SCP. Makanya, semua pengunjung di Oh! Some, diperlakukan sama sama ketika berada di sana. Tujuannya, tak sekadar memberikan experience bagi calon pembeli. Tetapi juga memberikan kesan positif yang dismapaikan kepada pengunjung lain.
Untuk memikat calon pembeli, Angga biasanya menjelaskan produk yang diinginkan. Baik yang tersedia secara eksklusif, maupun produk dengan tok terbatas. Pun, informasi tambahan eperti produk yang dimaksud sedang in dan dicari banyak orang. “Jadi mau enggak mau customer akan membeli di hari itu juga,” ujarnya.
JADI ATENSI
KLIKSAMARINDA berupaya mengkonfirmasi via data melalui Marketing Communication PT Samarinda Central Plaza, Yolanda Widiyanti Susilo, Jumat 8 Agustus 2025. Tujuannya, untuk mengkomparasikan tingkat kunjungan dan jumlah pembelian/transaksi di semua tenant. Namun, informasi detail itu ternyata tidak bisa langsung dipublikasikan.
Alasannya, laporan penjualan bersifat confidential dan hanya dimiliki masing-masing tenant. Jika pun data itu tersedia, harus by request dan hanya menjadi konsumsi internal manajemen PT Samarinda Central Plaza dan penyewa tenant.
Kendati begitu, Yola –sapaannya– mengatakan, fenomena “Rojali” dan “Rohana” jadi atensi PT Samarinda Central Plaza. “Itu tetap jadi perhatian kami agar traffic pengunjung tetap stabil dan meningkat,” akunya, saat di temui di ruang kerjanya, Lantai 5, SCP.
Salah satu jurus yang digunakan PT Samarinda Central Plaza, adalah menghadirkan event saban minggu. Saat KLIKSAMARINDA berkunjung ke sana, bangunan SCP sedang dalam tahap peremajaan perdana sejak berdiri medio 2001 lalu. Proses itu terlihat di lantai 4. Tepatnya di sebelah kiri dari dan menuju kantor pengelola SCP.
Proses peremajaan serupa, juga dilakukan di lantai 5. Dimana tampak aktivitas pekerja dengan rompi safety di antara pembatas dinding berbahan kayu lapis. “Do the best (lakukan yang terbaik, Red.) lah,” ucap perempuan berkacamata ini. (abe)





