Wagub Kaltim Tengok Badak Pahu di Kutai Barat
KLIKSAMARINDA – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi menyempatkan untuk melihat badak pahu di area konservasi Hutan Lindung Suaka Badak Kelian Hutan Kelian Lestari, Kabupaten Kutai Barat, Rabu 8 Maret 2023 kemarin.
Wagub Hadi Mulyadi mengaku gembira karena pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim telah menyelamatkan dan memelihara badak pahu hingga saat ini dengan kondisi sehat.
Badak pahu ini ke depan bisa menjadi salah satu ikon Kaltim. Untuk itu, Wagub Hadi Mulyadi menyampaikan bahwa pihaknya menyerahkan kepada BKSDA Kaltim untuk penyelamatan satu badak betina di Kabupaten Mahakam Ulu dan direlokasi ke Kubar.
Selain itu, Wagub Hadi Mulyadi meminta kepada masyarakat maupun Pemkab Mahakam Ulu agar bisa menerimanya dengan tujuan menyelamatkan spesies badak itu sehingga tidak punah.
“Ini bisa terpelihara dengan baik. Harapan kita juga satu lagi yang di Mahakam Ulu bisa direlokasi dan seperti yang disampaikan mas jono tadi kita akan berusaha menemukan badak jantannya. Kalau ada ini bisa menjadi pengembangbiakan dan berusaha melaakukan iseminasi dan juga bayi tabung. Kita ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan di sini karena sejak ditemukan beratnya 350 kiogram sekarang sudah 375 berarti dia sehat dan berarti diaa kerasan tinggal di sini,” ujar Wagub Hadi Mulyadi.
Badak Pahu (dicerorhinus sumatrensis) diketahui merupakan satu-satunya badak yang berada di Kubar. Badak Pahu merupakan badak Kalimantan pertama yang ditemukan di aliran anak Sungai Tunug. Desa Pahu, Kecamatan Bentian, Kabupaten Kubar, Kaltim pada 25 November 2018 lalu.
Saat ditemukan, Badak Pahu yang bercula ada di dalam lubang jebakan. Badak Pahu lalu dievakuasi ke Suaka Badak Kelian di Hutan Lindung Kelian.
Untuk menuju Suaka Badak Kelian Kubar pengunjung harus menempuh perjalanan 1.5 jam. Perjalanan tergolong cukup sulit karena medan jalan berliku serta terjal karena merupakan salah satu fasilitas PT KEM Kubar.
Berbeda dengan badak Sumatera, Badak pahu merupakan badak terkecil di dunia. Badak ini memiliki berat badan berkisar 350-370 kilogram. Sementara badak Sumatera beratnya bisa mencapai 900 kilogram hingga 1 ton.
Menurut Dokter hewan Itha Soge yang menangani perawatan badak kalimantan, Badak Pahu merupakan badak yang suka bermain di kubangan. Sehingga waktu beradaptasi di tempat ini memang memerlukan waktu.
Namun semuanya bisa dilakukan oleh Badak Pahu. Semua kegiatan pahu selama menjalani perawatan di suaka Rhio terjadwal dan dalam kondisi baik.
“Di sini ada aktivitasnya. Makan, berkubang, terus berjalan. Kadang dia bisa berlari juga di dalam. Jadi untuk areal jelajahnya paling sekitar 3-5 kilometer. Tapi itu karena di sini. Terus dia aktivitasya kalau di sini sudah kenyang. Jadi gak terlalu sering jalan-jalan sebenarnya di alam,” ujar Dokter hewan Itha Soge
Kepala Resort Suaka Badak Kelian Kubar (RSBK) BKSDA Kaltim, Jono Adi Putro mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya untuk mengembangbiakan badak kalimantan agar tidak terjadi kepunahan.
Saat ini, BKSDA Kaltim menerapkan Teknologi Reproduksi bantuan atau Assisted Reproductive Technology (ART) yaitu dengan memanfaatkan sel telur pahu dan sel sperma jantan dari badak Sumatera Utara karena masih sub spesiesnya.
Jono menyatakan, upaya itu diharapkan agar mendapatkan perkembangbiakan ART badak Kalimantan.
Selain itu jono juga mengatakan bahwa BKSDA Kaltim terus melakukan penelitian untuk mencari dan mengetahui keberadaan badak Kalimantan di wilayah Kaltim.
“Beberapa tempat sudah kita coba. Namun memang dari survei sosial, informasi masyarakat dulunya daerah Tabang, daerah Mahakam Ulu banyak sekali tempat tempat di tengah-tengah hutan Kalimantan dulunya banyak badak,” ujar Jono
Suaka Badak Kelian habitat Badak Pahu ini memiliki luar areal 500 hektare. Saat ini area itu digunakan untuk perawatan Badak Pahu atau paddock sekaligus tempat mencari makan di alam bebas seluas 20 hektare.
Untuk mencegah adanya orang tidak bertanggung jawab atau mencegah si pahu keluar dari arealnya, lokasi tersebut dipasang pagar kawat listrik untuk pengamanan.
Kondisi suaka dibuat persis seperti habitat badak di alam liar. Hingga saat ini keberadaan pahu tidak dipertontonkan kepada masyarakat.
Petugas suaka yang masuk pun dibatasi. Hanya keeper dan dokter hewan untuk kebutuhan si pahu pihak suaka biasa menyuplai sekitar 25 kilogram daun dan buah-buahan dari kawasan hutan lindung.
Selain pahu, Suaka Badak Kelian Kubar juga memiliki banyak jenis satwa dilindungi. Antara lain, burung enggang, bekantan, dan monyet beruaq.
Saat ini, meski hidup sendiri Badak Pahu aman. Relokasi dari habitatnya di hutan Kecamatan Bentian merupakan langkah penting guna penyelamatan badak kalimantan yang saat ini kondisinya terancam punah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakaukan BKSDA Kaltim, hingga 2023 tercatat hanya ada tersisa dua ekor betina saja di hutan Kalimantan.
Badak Kalimantan yang hidup di Kubar ini habitatnya terdesak konsesi tambang dan terisolasi. Reproduksinya tidak ada dan hidupnya juga sangat terancam.
Saat ini Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh menyelamatkan badak Sumatera. Tidak hanya mengembangbiakkan secara semi alami, tetapi juga menjaga habitat aslinya. Harapannya adalah satwa langka ini dilepaskan kembali ke alam. (Suriyatman/Adv/KominfoKaltim)