Opini

Pemuda Indonesia yang Mendunia

Opini: Najar Ruddin Nur R 

Sejarah mengajarkan pola kehidupan, sebab-sebab kemunduran, dan kemajuan sebuah bangsa. Begitu pun dengan bangsa Indonesia yang telah melewati masa kelam, seperti masa penjajahan Belanda, Jepang, dan Portugis. Setelah mengalami kondisi tertindas, maka lahirlah sebuah gerakan nasionalisme.

Sebelum kemerdekaan Indonesia, kondisi sosial politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kekuasaan kolonial Belanda. Pada masa penjajahan tersebut, Belanda menjalankan sistem pemerintahan yang otoriter dan mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan ekonomi mereka.

Gerakan saat itu dipimpin para tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka. Para tokoh ini memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengorganisir berbagai gerakan seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam, dan Partai Komunis Indonesia.

Bangsa Amerika pun sama. Di Amerika, lahir “Gerakan American Dream” pada abad ke-20. Gagasan ini banyak diusung oleh tokoh politik dan ekonomi Amerika Serikat. Mereka adalah Benjamin Franklin, Horatio Alger, Martin Luther King Jr., Andrew Carnegie. Gerakan ini kemudian menjadi bagian penting dari identitas nasional Amerika Serikat.

Tidak hanya Amerika Serikat, Jepang pun punya gerakan efektif dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) pasca dijatuhi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Negara Jepang menjadi hancur lebur.

Jepang kemudian mengeluarkan kebijakan yang sangat terkenal, yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan. Kebijakan tersebut adalah mencari para guru dan dokter serta kebijakan ekonomi “Kebijakan Kredit Utama dan Ekonomi Kesejahteraan.” Inilah yang membuat Jepang semakin bertumbuh dan mengalami sebuah kemajuan pesat hingga hari ini.

Hal yang perlu kita pahami sebagai pemuda adalah sebuah pola kehidupan, “Ketika sebuah negara mengalami sebuah tekanan atau kehancuran secara politik dan sosial, maka pasti akan muncul sebuah gerakan.”

Jadi, ada sebuah kaidah hukum yang berlaku yaitu “Challenge and Respons”. Ketika tepat merespon sebuah tantangan dan memberikan memberikan solusi yang tepat. Seperti bangsa Indonesia membangun sebuah gerakan nasionalis, seperti Amerika Serikat membangun bangsanya dengan semangat American Dream, sebagaimana pula Jepang telah membuktikan.

Tantangan Pemuda Indonesia saat ini adalah hidup di zaman surga pengetahuan yang didukung teknologi. Sementara itu, melihat fenomena pemuda saat ini, kondisi aktivis politik dan aktivis kampus tidak berbanding lurus dengan jumlah pemuda sebanyak 65,82 juta (24%) dari total penduduk Indonesia, (DataIndonesia, 2022).

Maka ada dua kemungkinan yang terjadi. Hidup menjadi tambah santai atau semakin membuat kreatif untuk memberikan solusi alternatif. Apabila pemuda sebagian besar hidup dengan santai, tidak pernah memikirkan visi misi Indonesia 2045, bagaimana Sustainable Deveopment Goals (SDGs) mau dicapai karena tidak memahami program tersebut.

Tapi, saya membayangkan dengan gerakan pemuda yang semakin intensif dan pemerintah membuat satu forum besar di setiap provinsi hingga level kecamatan dengan program penyelerasan pemahaman terhadap Sustainable Deveopment Goals (SDGs), bisa diprediksi 2045, Indonesia akan melahirkan generasi emas yang akan memandu masyarakat di segala aspek kehidupan.

Tak cukup sampai di situ, bonus demogrfi pemuda Indonesia harus menjadi pusat perhatian bangsa yang dengan karya dan kontribusinya. Maka, pemuda Indonesia harus selevel Bung Karo dan Agus Salim yang memiliki pengaruh level global dengan gaya kepemimpinan dan kemampuan berbahasa asing.

Sebagaimana pemuda Indonesia harus selevel B.J, Habibie menemukan satu inovasi baru yang belum ada di dunia, dan sebagaimana pula seperti Sutan Sjahrir yang mempunyai visi untuk memerdekakan bangsa Indonesia dengan mendesak Bung Karno.

Jadi, pemuda Indonesia itu harus peka dengan kondisi zaman, baik dalam keadaan resesi atau keadaan serba ada. Kepemimpinan dunia bisa diambil alih oleh anak muda seperti bung Karno dengan membuat gerakan non-blok. Itulah level pemuda Indonesia untuk memberikan alternatif dan memandu masyarakat dalam perkembangan zaman.

 

Bahan Bacaan:

  1. Data Indonesia ID, 2022. “Ada 65,82 Juta Pemuda di Indonesia pada 2022.” Diakses pada 15 April 2023

https://dataindonesia.id/ragam/detail/ada-6582-juta-pemuda-di-indonesia-pada-2022.

  1. Diskusi Kecil dengan Muhammad Fitrah Wahyudi (Alumni Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Unmul 2017), 14 April 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status