Ragam

Mengenal Eucalyptus Anti Corona dan Tanggapan Gubernur Kaltim

KLIKSAMARINDA – Kementerian Pertanian telah meluncurkan inovasi berbasis eucalytus. Inovasi buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan ini bahkan telah berhasil mendapatkan hak paten.

Dalam program ini, Kementan menggandeng pihak swasta PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya. Penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Inovasi Berbasis Minyak Eucalyptus antara perwakilan Balitbangtan dan PT Eagle Indo Pharma yang terkenal sebagai produsen minyak kayu putih Cap Lang, telah dilaksanakan di Bogor, pertengahan Mei lalu.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan, langkah ini ditujukan sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menyikapi pandemi Covid-19 yang tengah mewabah. Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menghargai dan mendukung karya anak bangsa.

“Para peneliti di Balitbangtan ini juga bagian dari anak bangsa, mereka berupaya keras menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk bangsanya, semoga hal ini mampu menjadi penemuan baik yang berguna bagi kita semua,” ujar Fadjry Djufry melalui rilis Kementan, 9 Juli 2020 lalu.

Eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut. Berdasarkan uji molecular docking dan uji vitro di Kementan, minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.

Ia menjelaskan laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner. Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona dan gamma corona.

“Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp. yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus,” ujar Fadjry Djufry.

Berbagai studi mengatakan, obat ini hanya cukup 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100%.

Penelitian menunjukkan Eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus. Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan.

“Hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona. Bgitu pun di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona (Covid-19) yang masih mewabah di Indonesia,” ujar Fadjry Djufri.

Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor turut menanggapi adanya tanaman Eucalyptus anti corona. Gubernur Isran juga mengakui bahwa eucalyptus merupakan tumbuhan asli Indonesia dan diakui memiliki kandungan antibiotik sebagai farmasi, antiseptik, penolak, penyedap, aroma dan penggunaan industri. Tanaman Eucalyptus, menurut Gubernur Isran Noor, bukan barang baru di dunia kesehatan. Eucalyptus telah diakui memiliki khasiat bagus untuk kesehatan, sehingga tidak menutup kemungkinan bisa menangkal virus corona yang saat ini semakin menyebar perkembangan dan penularannya.

Hal itu diungkapkan Gubernur saat menerima kunjungan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim, Muhammad Amin, Senin 13 Juli 2020. Menurut Isran Noor, produk tersebut harus terus dikembangkan dan perlu dilakukan pengujian lebih mendalam, semacam uji klinisnya.

Isran Noor mengakui produk hasil riset Balitbangtan ini memberi harapan besar bagi antisipasi dan penanggulangan bahkan pengobatan pasien Covid-19. Dimana, hingga sekarang ini masih belum ditemukan vaksin sebagai anti virus dari Negeri Tirai Bambu ini.

“Semoga saja hasil penelitian lebih klinis, tidak saja menghasilkan minyak kayu putih atau bahan aroma terapi. Tetapi semacam serum untuk vaksin corona,” ujar Gubernur Isran Noor. melalui rilis Humas Pemprov Kaltim

Kepala BPTP Kaltim Muhammad Amin mengemukakan Eucalyptus sementara digunakan untuk aroma terapi anti corona sesuai hasil pengkajian Balai Besar Litbang Kementan dan telah diluncurkan Menteri Pertanian, sehingga segera disosialisasikan secara umum.

“Kita sudah sampaikan dan sosialisasikan kepada seluruh kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun walikota di Indonesia. Semoga produk Eucalyptus ini bisa menjadi alternatif dalam mengantisipasi penularan virus corona di Indonesia bahkan dunia,” ujar Muhammad Amin. (*)

Check Also
Close
Back to top button
DMCA.com Protection Status