Membaca Potensi Pisang Kepok Grecek Kaltim dan Pesaingnya dari Luar
KLIKSAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi budidaya pisang kepok yang berkualitas, misal, pisang kepok grecek. Tanaman ini, sesuai SK Menteri Pertanian merupakan tanaman khas atau plasma nutfah Kaltim.
Nah, pisang kepok grecek ini telah melalui tahapan pembibitan di kebun induk di sejumlah wilayah di Kaltim. Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim mencatat, ada beberapa kebun induk tempat pembibbitan di Kaltim.
Antara lain di Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Kaliorang maupun BBIH Kecamatan Rantau Pulung, Kutai Timur sebanyak 200 pohon, di BBIH Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, dan BBIH Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Di Kutai Timur (Kutim), lahan kebun induk memiliki lahan budidaya pisang kepok mencapai
Dadang Sudarya berharap tanaman pisang kepok grecek benar-benar dan mampu dikembangkan di seluruh wilayah Kaltim. Jadi, bukan hanya Kutai Timur tetapi Kaltim menjadi sentra pengembangan pisang kepok grecek.
“Pisang kepok grecek ini berwarna kuning, daging pisang padat dan rasanya manis. Ini komoditi unggulan untuk ekspor Kaltim dan disukai negara luar,” ujar Plt Kepala DPTPH Kaltim, Dadang Sudarya saat meninjau kebun pisang di kawasan Desa Bumi Sejahtera, Bangun Jaya, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Selasa 9 Juni 2020 lalu, seperti dirilis Humas Pemprov Kaltim.
Namun, tantangan dalam pengembangan pisang kepok grecek ini adalah memerlukan lahan dan ketersediaan Bibit. Kutai Timur, misalnya, untuk tahun anggaran 2021 memerlukan 40 ribu pohon untuk 100 hektare lahan. Karena itu, diperlukan kawasan atau lahan kebun induk untuk pengembangan benih/pembibitan pisang kepok, khususnya pisang kepok grecek.
“Kita sudah meninjau kebun pisangnya untuk dijadikan kebun induk. Kalau layak, maka akan dijadikan sebagai induk untuk dijadikan lahan pembibitan,” ujar Dadang Sudarya.
Keberadaan kebun induk pisang ini, menurut Dadang Sudarya, sangat penting dan strategis dalam upaya penyelamatan dan pelestarian pisang kepok khas Benua Etam ini agar tidak hilang atau musnah. Pihaknya bahkan telah berkoordinasi dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih (BPSB) untuk sertifikasi benih, sekaligus menentukan pisang grecek menjadi pohon induk agar diperbanyak menjadi bibit-bibit pisang kepok grecek sekitar 40 ribu pohon.
Sementara Pemprov Kaltim masih melakukan pembenahan dalam pembibitan pisang kepok grecek, distribusi pisang kepok dari luar terus berjalan. Apalagi, setelah 3 bulan kehilangan pasar akibat pandemi Covid-19, penjualan pisang kepok jenis Loka Manurung dari Mamuju Tengah Sulawesi Barat ke Kaltim mulai bergairah kembali.
Pisang kepok komoditi unggulan Sulawesi Barat ini datang ke Kaltim sebanyak 3 ribu ton. Saat ini, di penghujung Juni 2020, pisang kepok Loka Manurung masih menjalani uji sertifikasi di Karantina Pertanian Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Mamuju yang akan dikirim ke Kaltim bersama hasil bumi lainnya.
“Sabtu kemarin ada 3000 ton pisang kepok yang disertifikasi Pejabat Karantina Pertanian di Wilayah kerja (Wilker) Pelabuhan Laut Mamuju. Selain pisang ada juga kelapa, gula aren, dan jahe. Hanya saja secara volume pisang lebih banyak dibanding komoditi lain,” ujar Koordinator Jabatan Fungsional Karantina Tumbuhan, Rahma melalui rilis, 29 Juni 2020. (*)