Ketua SMSI Kaltim Jadi Juri dalam FLS2N Jurnalistik, Simak Catatannya
KLIKSAMARINDA – Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Jurnalistik Tahun 2023 jenjang SMA/MA diikuti 23 peserta dari 3 sekolah swasta yang ada di Kota Samarinda. Ketiga sekolah tersebut, antara lain, SMAS SF Assisi Samarinda, SMAS Katolik W.R Soepratman, serta SMA Islam Terpadu Granada.
FLS2N ini menjadi wadah agar para pelajar yang mencintai dunia jurnalistik bisa semakin berkembang dan dapat menyalurkan ide-ide kreatif dan saling berkompetisi positif. Selain itu, kegiatan ini juga salah satu bagian dari Festival Literasi Indonesia (FelSI).
Perlombaan berlangsung Senin, 5 Juni 2023 di SMA Negeri 5 Samarinda, Jalan Ir. H. Juanda, Samarinda. Hadir sebagai juri, antara lain Purwanti, Abdurrahman Amin, dan Dzulfikar Ashshalihie.
Ditemui di sela-sela kegiatan, Abdurrahman Amin yang juga menjabat Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Kaltim ini, mengatakan penilaian karya jurnalistik FLS2N ini tidak bisa disamakan dengan perlombaan di tingkat umum.
Meskipun begitu, Abdurrahman Amin menilai kualitas tulisan para peserta sudah cukup baik untuk ukuran anak SMA.
“Jadi dari hasil technical meeting sebelumnya itu, ada 3 kategori penilaian yang ditekankan oleh kami para juri. Di antaranya soal konten, kaidah, dan bahasa,” ujar Pimpinan Redaksi Sapos ini menerangkan.
Pertama, soal konten. Menurut Abdurrahman Amin, penilaian ini dilihat melalui angle atau sudut pandang cerita yang diangkat oleh peserta. Bisa dikatakan, penilaian konten ini bobotnya mencapai 50 persen dan mendominasi dua point penilaian lainnya.
“Karena yang diperlombakan adalah tulisan feature, jadi kekuatan human interestnya yang lebih ditonjolkan. Jadi mereka dikasih pilihan untuk memilih objek beritanya itu apa saja. Intinya berkaitan dengan prestasi di sekolah. Baik dari individu maupun prestasi umum di sekolahnya masing-masing,” ujar Abdurrahman Amin.
Kedua, perihal kaidah sistematika penulisan. Penilaian ini berbobot 25 persen dan masuk dalam kategori paling mendasar dalam tata cara penulisan jurnalistik.
Para peserta patut mengetahui kapan ‘di’ harus dipisah dan disambung.
Contoh lainnya yang masuk dalam kaidah itu adalah typo. Rahman, sapaanya, menegaskan typo atau kesalahan pengetikan di dalam jurnalistik itu hal yang tidak bisa ditoleransi sebenarnya. Akan tetapi, kebanyakan orang menganggap kesalahan pengetikan itu biasa dan sepele.
“Kenapa nggak bisa ditoleransi, karena bisa fatal. Saya sendiri dari awal itu menjunjung jurnalistik yang bersih. Jadi, kita nggak usah bicara angle dulu, nggak usah bicara judul dulu, nggak usah bicara soal sudut pandang dulu. Typonya dulu yang harus diperbaiki,” ujar Abdurrahman Amin.
“Kalau sudah clear, yang lain itu bisa diasah. Karena typo itu biasanya kebiasaan. Kalau kita nggak disiplin sejak awal, sampai 10 tahun ke depan kita jadi jurnalis tetap kesalahannya sama. Jadi harus disiplin dari awal soal typo ini,” ujar Abdurrahman Amin menegaskan.
Ketiga, soal bahasa dalam karya jurnalistik. Penilaiannya sama seperti kaidah, berbobot 25 persen.
Rahman menjelaskan, penilaiannya dilihat dari kalimat yang dirangkai oleh para peserta. Pasalnya, banyak orang-orang yang sebenarnya gagal dalam bahasa jurnalistik.
“Berlaku bagi yang mengikuti lomba maupun yang sudah profesional, mereka gagal dalam membuat kalimat. Kalau kalimat itu biasanya dari titik satu ke titik lainnya, kan. Nah, ada orang yang bikin berita itu satu paragraf satu kalimat. Itu, kan salah sebenarnya. Menyiksa pembaca karena kepanjangan,” tegasnya.
Jadi, tiga kategori inilah yang menjadi unsur penilaian dalam FLS2N tahun 2023. Semua aspek penilaian ini menentukan peserta yang akan terpilih mewakili Kota Samarinda di ajang FLS2N tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Tapi saya lihat secara keseluruhan, mereka yang mendaftar sudah terseleksi di sekolahnya masing-masing. Secara basic, mereka semua sudah cukup bagus. Walau memang tulisan mereka banyak yang harus diperbaiki. Tapi, oke, lah. Karena bekal jurnalistiknya masih terbatas, kan. Bisa terus belajar mengasah kemampuan,” ujar Abdurrahman Amin.
Adapun 3 juara dalam FLS2N Jurnalistik 2023 jenjang SMA/MA tingkat Kota Samarinda:
1. Azhanadira Safana dari SMA Islam Terpadu Granada (winner).
2. Rachel Tanuwidjaya dari SMAS Katolik W.R Soepratman (runner up).
3. Natalie Pratistha dari SMAS SF Assisi Samarinda (semi finalis). (Dya)