DPRD Kaltim

Kemiskinan Ekstrem Penyulut Kasus Stunting Bisa Diatasi Lewat Program Padat Karya

KLIKSAMARINDAKemiskinan ekstrem di Indonesia terjadi dengan pelbagai musabab. Satu persoalan yang kerap menjadi penyebab kemiskinan ekstrem itu antara lain adalah adanya keterbatasan lapangan pekerjaan.

Sebagai dampak dari fenomena kemiskinan ekstrem ini adalah munculnya kasus stunting dan gizi buruk di berbagai daerah di Indonesia.

Berdasarkan data yang ada, 60 persen dari kasus stunting yang terjadi saat ini beririsan dengan keluarga miskin ekstrem.

Bahkan, kasusnya turut dipengaruhi faktor kurangnya ketersediaan kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan masalah lainnya.

Menurut anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, semua pihak harus turut berupaya mengatasi kasus kemiskinan ekstrem ini. Tujuannya antara lain agar bisa menekan jumlah angka stunting di Bumi Etam.

Langkah awa, menurut Ananda Emira Moeis adalah menetapkan indikator dari kemiskinan secara jelas.

“Kita juga harus tahu indikator kemiskinan itu apa saja. Misalnya seperti tidak bekerja dan faktor ekonomi yang tidak stabil,” ungkapnya di jalan Kahoi RT 31, Karang Anyar, Sungai Kunjang, Kota Samarinda.

Menurut Ananda Emira Moeis, untuk mengatasi kemiskinan ekstrem itu dapat dilakukan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dengan membangun sinergi lintas sektor. Selain itu, pemerintah juga perlu membuat banyak program padat karya yang bisa membuka lapangan kerja di Kaltim.

Terutama, berbagai kegiatan pembangunan yang banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin. Sehingga program padat karya itu bisa memberdayakan masyarakat miskin.

“Jika saya boleh berpendapat, alangkah baiknya pemerintah itu lebih banyak membuat program padat karya yang memang menyasar masyarakat kurang mampu,” ungkap Ananda Emira Moeis, Minggu 26 Maret 2023.

Dengan upaya dan kerja sama para pihak, Ananda Emira Moeis optimis usulan ini dapat terlaksana dan terealisasi dengan baik. Mengingat, kedua kasus ini (kemiskinan dan stunting) saling berhubungan.

“Mengapa saling berhubungan. Kan begini, ada satu keluarga miskin yang punya anak. Nah coba pikirkan, bagaimana mau bicara soal gizi untuk anak tersebut. Apabila untuk makan saja dari hari ke hari dan kedepannya itu belum tentu bisa tertangani dengan baik,” ujar Ananda Emira Moeis.

Ananda Emira Moeis mendorong pemerintah bisa melaksanakan kegiatan positif secara berkesinambungan hingga angka kemiskinan ekstrem dan stunting turun sesuai target.

Hal ini demi mengentaskan kemiskinan ekstrem sekaligus menurunkan angka stunting di Bumi Etam.

Jika penyelesaian masalah kemiskinan ekstrem dan kasus stunting dilakukan secara bersamaan, hal ini akan membantu Pemerintah untuk mengatasi masalah dari hulu hingga hilir.

“Artinya, mengatasi masalah stunting tidak bisa mengabaikan masalah kemiskinan ekstrem. Persoalan kemiskinan ekstrem juga harus diperhatikan seiring pengentasan stunting,” ujar Ananda Emira Moeis.

Karena itu, Ananda Emira Moeis berharap pemerintah bisa lebih giat menggencarkan berbagai program dalam proses pembangunan ke depan dan menciptakan kegiatan-kegiatan padat karya untuk pemberdayaan rakyat secara konkret dan tepat sasaran. (Dya/Adv/DPRDKaltim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status