Babinsa Kopka Azmiadi Dapat Penghargaan Dari Masyarakat Aceh Lewat Tradisi Peusijuek

KLIKSAMARINDA – Usai diundang Panglima TNI, Babinsa Kopka Azmiadi mendapat penghargaan masyarakat Aceh. Hal itu membuat rasa syukur dan kebanggaan yang luar biasa bagi Kopral Kepala Azmiadi anggota Babinsa Sungai Dama setelah aksi heroiknya membantu masyarakat kota Samarinda yang tengah dilanda kemacetan lalulintas.
Aksi heroik Prajurit TNI AD yang mendatangkan satu unit eksavator untuk membantu evakuasi truk yang tidak kuat menanjak di jalan Otto Iskandardinata Samarinda dengan menggadaikan motornya terus mendapat perhatian publik dan atasannya.
Terakhir Himpunan Masyarakat Aceh (HIMA) Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda ikut memberi penghargaan dan ini membuat ia semakin terharu.
“Baru pulang dari Jakarta usai menemui Panglima TNI dilanjutkan bertemu Pangdam VI Mulawarman kini kami mendapat kejutan dari masyarakat Aceh yang ada di perantauan. Saya tidak menyangka aksi kami terus mendapat perhatian dari masyarakat. Bukan viral tujuan saya. Namun apa yang saya lakukan semata aksi spontan untuk membantu masyarakat kota Samarinda,” ujar Kopka Azmiadi kepada KlikSamarinda di Warung Aceh Jalan Sawo, Minggu 19 Februari 2023.
Ditemui di sela-sela pelaksanaan ritual tradisional Peusijuek, pria kelahiran Banda Aceh ini mengaku tidak menyangka jika rasa syukur atas apa yang terjadi pada dirinya juga disampaikan oleh masyarakat Aceh melalui Himpunan Masyarakat Aceh (Hina) Kaltim.
“Meski bukan hanya saya yang diberi kesempatan mendapat penghargaan dari Hina kali ini, namun ini adalah kebanggaan bagi saya pribadi dan masyarakat Aceh pada umumnya,” ujar Wakil Ketua Hima Kaltim.
“Saya kira undangan Isra’ Mi’raj. Ternyata ini kegiatan khusus untuk saya dan Pak Zarman Putra warga Aceh yang juga mendapat penghargaan dari institusi kepolisian berupa kenaikan pangkat,” kata Azmiadi.
“Peusijuek adalah tradisi masyarakat Aceh. Selalu diadakan setiap mendapatkan rezeki, seperti berkah kenaikan pangkat. Sujud syukur kepada Allah SWT dengan tradisi Peusijuek,” ujar Azmiadi menerangkan.
Tradisi turun temurun masyarakat Aceh itu ditujukan kepada dua warga Kalimantan Timur kelahiran Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Azmiadi mengatakan bahwa warga Aceh di Kaltim ada sekitar 1.000 orang.
Sekitar 200 orang di antaranya bertempat tinggal di kota Samarinda.
“Kalau soal rindu Aceh, pasti rindu Aceh. Tapi karena kami sering berkumpul, misalnya kalau ada kegiatan sosial, di sini jadi titik temu untuk berembug,” ujar Azmiadi.
Semantara itu tokoh besar masyarakat Aceh Kalimantan Timur, Ustad Bachtiar, mengatakan bahwa Peusijuer merupakan bentuk ras syukur masyarakat Aceh atas segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.
Dalam Peusijuek, dilakukan pemotongan satu ekor kambing dan dimasak dengan khas bumbu rempah Aceh untuk disantap bersama tokoh masyarakat Aceh di Kaltim, warga Aceh berikut tamu undangan, serta doa bersama dipimpin Ustaz Bahtiar.
Menurut Ustaz Bahtiar, pihaknya merasa bersyukur karena dua warga kehormatan Aceh kali ini mendapat anugerah yang luar biasa. Mereka adalah Kopral Azmiadi sprajurit Kodim 0901 Samarinda yang bertugas sebagai Babinsa Sungai Dama yang segera mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Sersan Dua, serta Zarman Putra, Kepala Bagian Operasional Polres Penajam Paser Utara, yang baru saja naik pangkat menjadi Komisaris Polisi.
“Peusijuek dalam bahasa Indonesia seperti selamatan atau membaca doa selamat, ini dilakukan apabila ada orang yang mendapatkan rezeki dalam kehidupannya,” ujar Ustaz Bahtiar.
Ustaz Bahtiar menambahkan bahwa rezeki itu dalam banyak hal. Di antaranya ketika memiliki anak, keberuntungan dalam hidup, melaksanakan ibadah, serta pernikahan.
“Itu biasanya dari masyarakat Aceh mengawalinya dengan Peusijuek. Tujuannya agar acara itu selamat dunia dan akhirat. Makanya dilakukan Peusijuek,” ujar Ustaz Bahtiar.
“Ini sebagai bentuk kekompakan warga Aceh di Samarinda, dalam HIMA Kaltim di Samarinda. Inisiatornya adalah pemilik warung Aceh ini, Bapak Fadlullah Puteh, sebagai Ketua HIMA Kaltim,” Ustaz Bahtiar menambahkan.
Gelaran tradisi Peusijuek itu lahir dari musyawarah beberapa orang yang merupakan bagian dari HIMA Kaltim.
“Akhirnya jadinya seperti ini. Bersyukur kita memiliki keberuntungan seperti Pak Azmiadi dan Pak Zarman Putra,” ujar Ustaz Bahtiar menerangkan.
Tradisi Peusijuek bagi Azmiadi bukan hanya karena Azmiadi menjadi viral dalam beberapa pekan ini.
“Tidak hanya karena viral. Yang terpenting ada sedikit rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita, ada sedikit nikmat dari Allah yang diberikan ke kita, maka kita akan laksanakan Peusijuek sebagai ungkapan terima kasih atas nikmat yang diberikan. Walaupun sekecil apapun itu,” jelas Ustaz Bahtiar.
HIMA Kalimantan Timur mengapresiasi peran dan kehadiran Azmiadi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat kota Samarinda.
“Iya, di samping itu Pak Azmiadi bermanfaat bagi warga Samarinda. Jadi Peusijuek itu adat masyarakat Aceh, dan di setiap daerah juga memiliki cara yang hampir sama dengan Peusijuek,” tutup Ustaz Bahtiar.
Fadlullah Puteh, pemilik Warung Makan Aceh mengatakan, Peusijuek adalah salah satu bentuk ucap syukur masyarakat Aceh di tanah rantau Kalimantan Timur.
“Untuk itu kita panjatkan doa syukur. Di balik itu semua, ada Pak Azmiadi yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa. Juga ada warga kelahiran Aceh, Pak Zarman Putra, berkarier di sini dan juga mendapatkan mendapatkan kenaikan pangkat. Ada juga lainnya hanya tidak berkesempatan hadir di sini,” ujar Fadlullah Puteh. (Suriyatman)