FokusNews

Apresiasi Wali Kota Samarinda Untuk Pelaku Industri Penyedia APD di Tengah Wabah Corona

KLIKSAMARINDAWali Kota Samarinda, Syaharie Jaang memberikan apresiasi kepada pelaku usaha industri di Samarinda saat merebaknya wabah virus Corona (Covid-19). Jaang memberikan apresiasi tersebut saat melakukan kunjungan industri ke Workshop Garmen Apparel milik Balai Latihan Kerja Samarinda di Kecamatan Sungai Kunjang untuk melihat proses pembuatan Alat Pelindung Diri (APD), Kamis 2 April 2020.

Produksi industri ini berupa baju hazmat dan masker, khusus berproduksi untuk kepentingan sosial membantu tenaga kesehatan di kota Samarinda. BLK Samarinda sudah mampu memproduksi sekitar 200 baju hazmat dalam seminggu dan masker sebanyak 200 per harinya. Jumlah penjahit sebanyak 27 orang yang terdiri dari siswa pelatihan, alumni dan Dharma Wanita BLK.

“Kami memang tidak membayar para penjahit ini. Semua membantu untuk kepentingan sosial. Hanya kami siapkan makan dan transportasinya saja. Mudahan ini dapat membantu masyarakat kota Samarinda,” kata Kepala BLK Samarinda, Andri Susila.

Untuk apresiasi, Syaharie Jaang pun mencoba baju hasmat hasil produksi BLK ini dan ikut serta mencoba mensterika masker sebagai bagian proses akhir produksi. Menurut Jaang, relawan itu yang di lapangan dan berhadapan langsung, ternyata ada juga relawan para penjahit.

“Saya terharu dan apresiasi tinggi sekali untuk bapak dan ibu penjahit di sini yang merupakan siswa dan alumni BLK sudah membantu tanpa pamrih, benar-benar sudah jadi relawan covid-19 yang luar biasa, terima kasih,” ujar Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang didampingi Kepala Dinas Perindustrian (Kadisperin), Muhammad Faisal.

Bahkan, Jaang menyatakan akan menginstruksikan agar para relawan dan tenaga medis untuk dapat menggunakan APD produksi Samarinda ini di tengah penanganan virus corona.

“Luar biasa mereka tanpa dibayar hanya diberi makan dan transportasi saja. Saya siap membantu, berapa saja yang diproduksi kita ambil untuk disalurkan. Akan kami perhitungkan. Segera saya minta BPBD dan Dinkes untuk berkoordinasi bisa melalui pak Faisal atau langsung. Intinya kita juga sudah siap mulai memproduksi sendiri untuk mengurangi ketergantungan dari luar daerah. Kemudian ditambah dari hasil produksi di tempat lain lagi,” ujar Jaang dengan mimik serius.

Persoalan kelangkaan masker dan alat pelindung diri diharapkan dapat teratasi. Jaang mengakui telah memesan di Jawa 8.000 masker. Namun setelah 10 hari baru datang 2.000 dan sisanya sudah seminggu lebih belum juga datang.

“Kami sangat berterima kasih ada konveksi lokal yang bisa menangkap peluang di masa sulit karena covid-19 ini. Alhamdulillah lagi mereka juga mempekerjakan warga, sehingga memberi pendapatan,” ungkap Jaang.

Jaang mengatakan selama ini mendapat laporan dari produksi-produksi rumah tangga, namun menurutnya ini tidak memenuhi kebutuhan besar masker dan juga belum ada membuat baju hazmat atau pelindung diri yang digunakan tenaga medis. Oleh karena itu, Jaang sangat bersyukur konveksi lokal ini memprodukai Alat Pelindung Diri (APD) baik masker maupun baju pelindung diri.

Jadi menurutnya, baju pelindung diri juga akan dipesan kemudian dibagikan ke rumah sakit dan tenaga medis lainnya. Begitu pula masker akan dibagikan ke masyarakat luas, seperti di rumah sakit dan petugas kesehatan lainnya, kelompok masyarakat, ojek online, sopir angkot, warung kecil, rumah makan yang menjual secara online dan lainnya. (Jie)

Back to top button
DMCA.com Protection Status