Ragam

Ada Rute Baru Penerbangan Subsidi di Kaltim, Dari Samarinda ke Maratua Berau Pakai Susi Air

KLIKSAMARINDA – Untuk membuka konektivitas antar daerah di calon ibu kota negara di Kalimantan Timur (Kaltim), Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Kaltim merealisasikan program subsidi ongkos angkut (SOA) melalui penerbangan bersubsidi ke bandara-bandara yang berada di wilayah terluar, terdalam, dan tertinggal (3T).

Untuk membuktikan kehadiran pemerintah di 3 daerah itu pemerintah juga membuka penerbangan ke wilayah terluar indonesia yang kaya akan keindahan alam bawah laut yakni pulau Maratua Kabupaten Berau, salah satu pulau terluar yang berbatasan dengan negara Filipina.

Penerbangan menjadi satu-satunya jalan untuk mempercepat dan menunjukkan bahwa negara telah hadir di wilayah-wilayah yang selama ini minin perhatian seperti di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal.

Direktur Perhubungan Udara Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi mengatakan pemerintah telah menganggarkan subsidi mencapai Rp500 miliar. Adapun rute yang akan dilayani sebanyak 188 rute angkutan udara perintis penumpang, 27 rute penerbangan perintis kargo, dan 1 rute subsidi angkutan udara kargo yaitu untuk rute timika-wamena.

Untuk di Kaltim, lanjut Maria, banyak sekali daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain. Untuk itu guna mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah dan mewujudkan stabilitas pertahanan dan keamanan negara maka perlu menyelenggarakan angkutan udara perintis penumpang.

Untuk menyentuh daerah itu, pemerintah pusat melalui Dirjen Perhubungan Udara bekerjasama dengan Pemprov Kaltim membuka jalur penerbangan menuju Bandara Maratua di Kabupaten Berau. Pemprov Kaltim harus ikut berperan aktif mengusulkan kepada pemerintah pusat, sehingga pemerintah bisa menindaklanjutinya.

“Tergantung permintaan. Kepala daerah bisa berkoordinasi dengan kepala bandara, koordinasi antar mereka nanti kami akan menganalisa di pusat. Kalau memang diperlukan tambahan, ya monggo aja. Karena memang semua bertingkat karena memang semuanya harus diperhitungkan domainya berapa/ penduduknya disana berapa pergerakannya berapa semuanya itu semua diperhitungkan kata Maria, saat ikut melakukan penerbangan perdana susi air tujuan Maratua melalui bandara APT Pranoto di Samarinda Kamis 16 Januari 2020.

Pelaksana Tugas Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim, Abu Helmi mengatakan, selain bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan dan Bandara APT Pranoto di Samarinda Kaltim juga memiliki sejumlah bandara yang berada di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal. Di daerah-daerah itu, menurut Abu Helmi memang hingga saat ini belum terbuka oleh infrastruktur darat maupun sungai.

Karena itu, penerbangan perintis di wilayah Kaltim sangat diperlukan. Apalagi untuk membuka isolasi beberapa daerah.

“Sebagai calon ibukota baru saat ini Kaltim sedang berupaya memperbaiki bandara di Kaltim secara bertahap. Kaltim akan segera mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk menambah frekuensi penerbangan ke daerah pedalaman Kaltim sehingga bisa terhubung satu daerah dengan daeah lain. Pastinya mampu meningkatkan daya saing ekonomi, sehingga perekonomian Kaltim terus meningkat,” kata Abu Helmi.

Sementara itu Astrid Siska Pratiwi Manajer Area Susi Air Bandara APT Pranoto mengatakan, pelayanan penerbangan perintis bersubsidi yang didanai APBN maupun APBD semua sudah mulai efektif beroperasi setahun kemarin. Kali ini, pihaknya mendapat tambahan di Kalimantan Timur.

Pelayanan penerbangan perintis bersubsidi yang didanai APBN maupun APBD akan melayani rute Samarinda-Long Apung, Samarinda-Data Dawai, Data Dawai-Melak, Samarinda-Muara Wahau, dan yang terakhir Samarinda-Maratua.

Rute Samarinda-Maratua merupakan rute baru. Rute ini untuk membuka jalur pariwisata ke kepulauaan Derawan yang menjadi tujuan wisata yang kaya akan keindahan bawah lautnya.

“Kalau di Maratua, Susi Air memiliki target pariwisata. Namun kita tetap target yang utama adalah target penumpang. Jadi intinya adalah untuk membuka akses ke pulau terluar Indonesia, dan membuka kawasan itu supaya aksesnya lebih mudah dari sisi waktu, biaya, dan semuanya bisa lebih efektif dan efisien,” kata Astrid.

Untuk harga tiket juga lumayan murah karena memang subsidi maka harga tiket ke Maratua berkisar Rp488 ribu per orang dari Samarinda ke Maratua. Sementara dari arah sebaliknya penumpang hanya membayar Rp483 ribu. (Jie)

Back to top button
DMCA.com Protection Status